UKURAN BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

  • made suyasa iahntp

Abstract

Abstrak

Kita dikenal sebagai bangsa yang religius, bangsa yang ramah, bangsa yang teleran, bangsa yang taat tentang ajaran agamanya dan bangsa yang santun, terbukti dengan mudahnya suku-suku lain untuk tinggal dan menetap mencari penghidupan dan saling bekerja sama tanpa membeda-bedakan etnis, adat dan Agama. Mereka saling tolong menolong dan bergotong royong, segala permasalahan bisa diselasaikan dengan musyawarah mufakat dimasyarakat, namun belakangan ini, apalagi dibarangi dengan adanya pikada, pilpres dan memilih wakil-wakil kita keadaannya justru berbanding terbalik walaupun bukan seratus persen faktanya ada kita saksikan.

Berkaitan dengan itu ukuran beragama dalam hidup kita sehari-hari bukan, rajinnya orang sembahyang, namun keteladanan yang menjadi ukurannya. Nilai-nilai yang selama ini dijunjung oleh bangsa Indonesia dan menjadi dasar pijakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Namun belakangan ketenangan, ketentraman, kedamaian sudah mulai terusik. Masyarakat menjadi begitu kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tak cukup dengan perang mulut saja, tetapi juga dengan kekerasan.Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah ini bisa dijadikan ukuran kegagalan/keberhasilan beragama dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan beragama dalam kehidupan sehari-hari adalah keteladanan bagi seseorang yang diberikan amanah dalam tata kelola kehidupan beragama.

Kata Kunci: Ukuran Keberhasilan Beragama dalam Kehidupan sehari-hari.

 

Published
2019-12-03
How to Cite
suyasa, made. (2019). UKURAN BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. Satya Sastraharing : Jurnal Manajemen, 3(2), 150-166. Retrieved from https://www.ejournal.iahntp.ac.id/index.php/Satya-Sastraharing/article/view/422