Implikasi Peran Mandong Dayang Dalam Praktik Ritual Komunitas Dayak Lawangan

  • Ervantia Restulita L. Sigai Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

Abstract

Peran mandong dayang merupakan realitas sosial budaya yang tak terpisahkan dari struktur sosial budaya komunitas etnis Dayak Lawangan yang beragama Hindu (Hindu Kaharingan). Peran penting mandong dayang sebagai pendamping dan membantu balian (pemimpin ritual) dalam praktik ritual. Hubungan balian dengan mandong dayang merupakan hubungan relasi kuasa dan otoritas religius. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana proses menjadi mandong dayang, dan implementasi perannya dalam praktik ritual komunitas Dayak Lawangan di Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis masalah menggunakan teori kekuasaan dan pengetahuan Michael Foucault dan  teori praktik sosial Pierre Bourdieu. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut modal simbolik seorang mandong dayang diperoleh melalui proses berguru. Proses belajar calon mandong dayang meliputi dua tahap yaitu: (1) berhayak dan (2) nyawit nginte. Peran mandong dayang memiliki fungsi vertikal terkait aspek ritual puja bakti kepada Juus Tuha Alah Tala dan fungsi horisontal terkait fungsi sosial di dalam pranata sosial masyarakat. Mandong dayang mendapatkan otoritas praktik ritual. Otoritas tersebut dalam bentuk kuasa pengetahuan atas prestise sebagai pembantu balian. Otoritas tersebut menjadikan mandong dayang sebagai agen pembertahanan sebuah praktik ritual.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agusta, Ivanovich .(2014). Diskursus, Kekuasaan, dan Praktik Kemiskinan di Pedesaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Alkausar, Muhamad .(2011). “Keterancaman Ritual Mappandesasi dalam Masyarakat Nelayan Etnik Mandar Kelurahan Bungkutoko Sulawesi Tenggara”. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
Barker, Chris ,(2014). Kamus Kajian Budaya. Yogyakarta: Kanisius.
Bertens, K .(2014), Sejarah Filsafat Kontemporer Prancis Jilid II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Danandjaja. J .(2010). “Kebudayaan Penduduk Kalimantan Tengah”. Dalam: Koentjaraningrat., (ed). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Danim, Sudarwan .(2002). Menjadi Penelitian Kualitatif: Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora. Bandung: CV. Pusaka Setia.
Prenada Media Group
Dhavamony, M .(1995). Fenomena Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Durasid, Durdje .(1990). “Rekonstruksi Protobahasa Barito”. Disertasi. Jakarta: Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.
Durkheim, Emile .(2011). Sejarah Agama (The Elementary Forms of The Religious Life). (Inyiak Ridwan Muzir dan M. Syukri, Pentj). Yogyakarta: IRCiSoD.
Endaswara, Suwardi .(2006). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Endaswara, Suwardi .(2006). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Faisal, Sarapiah .(2001). Varian-Varian Kontemporer Penelitian Sosial. Dalam: Burhan Bugin.,(ed). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.
Fashri, Fausi .(2014). Pierre Bourdieu: Menyingkap Kuasa Simbol. Yogyakarta: Jalasutra.
Foucault, Michael .(2002). Power/Knowledge: Wacana Kuasa/Pengetahuan. Yogyakarta: Bentang.
Gepu, Wayan .(2009). “Upacara Balian Palas Bidan Pada Masyarakat Hindu Kaharingan Suku Lawangan di Desa Putai Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna)”. Tesis. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri.
Hadi, Y. Sumandiyo .(2006). Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.
Harker, Richard, Cheelen, dan Chris Wilkes (ed). (2009). (Habitut X Modal) + Ranah = Praktik, Pengantar Paling Komperhensif Kepada Pemikiran Pierre Bourdieu. (Pipit Maizier, Pentj). Yogyakarta: Jalasutra.
Haviland, William .(1988). Antropologi Jilid I. (R.G Soekadijo, Pentj). Jakarta: Erlangga.
Hubermen, A. Michael., Mattew B. Miles .(2009). “Manajemen Data dan Metode Analisis”. Dalam: Denzin, Norman K., & Lincoln, Yvonna S., (ed). Handbook of Qualitative Research (Dariyatno, dkk, Pentj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal: 591-612.
Koentjaraningrat .(1985). Ritus Peralihan Di Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.
_______________.(1992). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Lincoln, Yvonna S., Egon G. Guba .(1985). Naturalistic Inquiry. California: SAGE Publication. Inc.
Nawawi, Hadari & Martini, Hadari .(1995). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Patilima, Hamid .(2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Ritzer, George .(2000). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Grafindo.
Riwut, Cilik .(2003). Maneser Panatau Tatu Hiang, Menyelami Kekayaan Leluhur. Nila Riwut., (ed). Yogyakarta: Pusaka Lima.
Rudito, Bambang .(2013). Bebetei Uma Kebangkitan Orang Mentawai: Sebuah Etnografi. Yogyakarta: Penerbit Gading dan Indonesia Center for Sustainable Developmen (ICSD).
Sarup, Madan .(2003). Posstrukturalism and Postmodernism, Sebuah Pengantar Kritis. Yogyakarta: Jendela.
Satori, Djam’an., Komariah, Aan .(2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sedyawati, Edi .(2002). Kebudayaan dan Pembangunan dalam Masalah Budaya dan Pariwisata dalam Pembangunan. Denpasar: Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, Universitas Udayana.
Sigai, Ervantia Restulita L .(2016). “Eksistensi Balian Bawo Dayak Lawangan di Dusun Tengah, Barito Timur, Kalimantan Tengah”. Disertasi. Denpasar: Program Pasacasarjana, Universitas Udayana.
Soeriadiredja, Purwadi .(2012). Reflektifitas: Representasi dan Politik dalam Karya Etnografi. Denpasar: Program Studi Antropologi, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana.
Suparlan, Parsudi .(2004). Hubungan Antar Suku Bangsa. Jakarta: YPKIK.
______________ .(1994). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Program Kajian Wilayah Amerika-Universitas Indonesia.
Suryawan, I Ngurah .(2010). Genealogi Kekerasaan dan Pergolakan Subaltern: Bara di Bali Utara. Jakarta: Prenada Media Group.
Vianey, Watu Yohanes .(2008). “Representase Citraan llahi dan Insani dalam Entitas Ritus Sa’o Ngaja di Kampung Guru Sina, Kabupaten Ngada, Flores”. Tesis. Denpasar: Program Pascasarjana Univer
Published
2018-12-03
How to Cite
L. Sigai, E. (2018). Implikasi Peran Mandong Dayang Dalam Praktik Ritual Komunitas Dayak Lawangan. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 1(2), 111-126. https://doi.org/10.33363/swjsa.v1i2.44