Perilaku Sosial Kehidupan Umat Hindu di Desa Batu Nindan Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas
Abstract
Manusia sebagai makhluk reigius,di dalam menjalankan kehidupannya memerlukan satu tutntunan yang dijadikan sebagai pijakan, aturan, bimbingan dalam melakukan berbagai aktivitas, baik sosial individu maupun sosial masyarakat. Sehingga ada sebuah tuntunan yang dijadikan sebagai suluh penerang, dengan harapan tidak menyimpang dari norma-norma kepatutan yang tertuang dalam ajaran agama diyakininya. Mengapa demikian karena di dalam ajaran agama terdapat banyak wejangan-wejangan yang beegitu bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam menjalankan dan beraktivitas sehari-hari.Terkait dengan perihal tersebut, Bergerson dalam Agus (2005:3) bahwa bergama sebagai gejala universal manusia, artinya banyak dijumpai manusia tanpa sains, seni, dan filsafat, tetapi tidak ada masyarakat tanpa agama. Namun ungkapan itu menekankan universal fenomena beragama dalam kehidupan manusia. Di mana kehidupan keagamaan yang dijalankan, terepleksi dengan lingkungan sosial, yang memerlukan adaptasi dengan lingkungan sosial dalam masyarakat.Perilaku kehidupan sosial beragama umat Hindu di desa Batunindan diantaranya adalah Menyame braye, merupakan tradisi yang menjdai spirit dalam membangun tali persaudaraan. Sangkep (musyawarah mupakat), membangun spirit saling menghargai keputusan berdasarkan suara terbanyak. Metulungan, saling membantu tanpa melihat golongan, status sosial siapa orang yang membutuhkan bantuan. Medelokan (mengunjungi) saling memberikan support, semangat bagi umat/masyaarakat Hindu yang dalam kesusuhan. Implikasi perilaku sosial kehidupan keagamaan umat Hindu di Kabupaten Kapuas; Menguatnya tali persuadaraan, perilaku sosial kehidupan keagamaan yang berjalan dengan baik menjadikan rasa toleransi semakin kuat. Meningkatnya Keamanan, saling menghargai, membantu, menolong akan meningkatkan rasa aman bagi masyarakat. Mengningkatnya kerja sama, kebersamaan akan terbangundan terjaga dengan baik menjadi kebersamaan semakin baik.